Warga Kota Cirebon ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Polisi Selidiki Penyebab Kematian

KIM
Lokasi ditemukan korban meninggal (foto: adainfo.id)

adainfo.id – Warga Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, digemparkan dengan penemuan jenazah seorang pria paruh baya berinisial HTS (52) yang ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya sendiri pada Minggu (08/06/2025) malam.

Korban ditemukan dalam kondisi terlentang dan tidak bernyawa, dengan luka berdarah di bagian pelipis atas, yang sempat memunculkan kekhawatiran di kalangan warga. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh US (53), kakak kandung korban, yang datang ke rumah korban sekitar pukul 17.00 WIB dengan maksud menengok adiknya.

“Saya datang ke rumah HTS dan mendapati ia sudah tergeletak tak bergerak dengan luka di pelipis,” ungkap US kepada petugas di lokasi kejadian.

Tak lama setelah laporan diterima, petugas medis dari ambulans 119 bersama dengan anggota kepolisian dari Polsek Harjamukti langsung menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah. Korban kemudian dibawa ke RSUD Gunung Jati Kota Cirebon guna pemeriksaan lebih lanjut.

Meski demikian, pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi maupun visum et repertum, dan memilih agar jenazah segera dimakamkan. Penolakan tersebut dilakukan secara resmi dengan penandatanganan surat pernyataan penolakan tindakan medis forensik.

Riwayat penyakit dan cedera menjadi pertimbangan keluarga

Menurut keterangan pihak keluarga, HTS memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid) dan pernah menjalani dua kali operasi akibat kecelakaan beberapa tahun silam yang menyebabkan patah tulang pada bagian kaki. Hal ini menjadi alasan kuat keluarga menilai kematian HTS bukan karena tindak kekerasan, melainkan karena faktor kesehatan.

Putra korban, DHS, yang tinggal di Jakarta, juga menyatakan menerima dengan ikhlas kepergian ayahnya, dan telah memberikan kuasa penuh kepada pamannya, US, untuk mengurus jenazah.

“Selaku putra kandung HTS, saya memberikan wewenang sepenuhnya kepada paman saya, US, untuk mengurus jenazah ayah saya hingga selesai, dan saya menolak dilakukan otopsi,” ujar DHS melalui pernyataan tertulis.

Kepolisian tetap lakukan penyelidikan awal

Meski keluarga menolak visum dan otopsi, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan awal di lokasi kejadian untuk memastikan bahwa tidak ada unsur tindak pidana dalam peristiwa ini.

“Kami menghormati keputusan keluarga. Namun sesuai prosedur, tetap dilakukan pemeriksaan awal oleh tim identifikasi untuk memastikan tidak ada dugaan kekerasan atau kriminalitas,” ujar seorang petugas dari Polsek Harjamukti.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan kesimpulan resmi terkait penyebab pasti kematian korban, dan masih menunggu hasil pemeriksaan lapangan serta keterangan dari para saksi.

Warga berharap kejelasan dan ketenangan

Peristiwa ini cukup mengejutkan warga sekitar karena HTS dikenal sebagai sosok yang ramah dan jarang keluar rumah akibat kondisi fisiknya yang tidak lagi sekuat dulu. Banyak warga yang menyampaikan rasa duka atas kepergian HTS dan berharap kejadian tersebut tidak menyisakan teka-teki.

“Kami ikut berduka. Semoga keluarga diberi kekuatan dan tidak ada kejadian serupa yang membuat warga resah,” ujar Anwar, warga setempat.

Jenazah HTS rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga pada Senin pagi, dengan dihadiri kerabat, tetangga, serta sejumlah tokoh lingkungan.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *