Wilayah Rawan di Depok Jadi Fokus Utama dalam Kesiapsiagaan Bencana

ARY
Ilustrasi kesiapsiagaan bencana di Kota Depok petakan sejumlah wilayah rawan. (Foto: Instagram @lantasrestrodepok)

adainfo.id – Dalam menghadapi musim hujan yang mulai memasuki puncaknya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di seluruh wilayah.

Upaya tersebut ditegaskan melalui pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Tahun 2025, yang berlangsung di Alun-alun Wilayah Timur Depok, Selasa (18/11/2025).

Apel ini menjadi momentum penting bagi Pemkot Depok untuk mengonsolidasikan seluruh unsur terkait.

Mulai dari perangkat daerah, lembaga penanganan bencana, hingga unsur masyarakat.

Hal tersebut agar penanganan risiko banjir, longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.

Wilayah Rawan Bencana Dipetakan Lebih Detail

Sekretaris Daerah (Sekda) Depok, Mangnguluang Mansur, menegaskan bahwa sejumlah kecamatan telah diidentifikasi sebagai kawasan rawan bencana, khususnya yang berkaitan dengan potensi longsor dan banjir.

“Ada beberapa wilayah yang dianggap rawan terhadap longsor, banjir, dan lain sebagainya. Itu yang sering mengalami bencana,” katanya.

Wilayah-wilayah tersebut mencakup Sawangan, Bojongsari, Cipayung, hingga Tapos.

Selain itu juga titik-titik rawan di sejumlah kecamatan lain yang selama ini terdampak curah hujan ekstrem.

Langkah Antisipasi Dimulai dari Pemetaan Masalah

Menurut Mangnguluang, mitigasi bencana tidak bisa menunggu kejadian datang.

Pemkot Depok bersama instansi lintas sektor telah lebih awal melakukan berbagai langkah antisipasi sejak diasumsikan curah hujan meningkat.

“Dari sekarang kita sudah mengantisipasi. Pertama kita harus memetakan dulu masalahnya apa,” paparnya.

Ia melanjutkan bahwa salah satu sumber persoalan banjir berada pada kondisi saluran drainase yang tersumbat atau tidak berfungsi optimal.

“Misalnya banjir, mungkin dari saluran air dan lain sebagainya. Itu sudah harus dari sekarang dilaksanakan pembersihan,” terangnya.

Pemetaan masalah ini menjadi dasar bagi Pemkot untuk melakukan pembersihan saluran air, normalisasi drainase, serta pengerjaan teknis lainnya di lapangan.

Pemangkasan Pohon Hingga Koordinasi DLHK

Selain persoalan saluran air, Mangnguluang mengungkapkan bahwa upaya pencegahan juga menyasar pepohonan yang berpotensi tumbang saat terjadi hujan lebat atau angin kencang.

Pemkot Depok dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) akan melakukan pengecekan intensif terhadap pohon-pohon yang ada.

Lali juga melakukan pemangkasan pohon-pohon yang dianggap membahayakan keselamatan warga.

Langkah preventif ini merupakan bagian dari mitigasi struktural yang bertujuan mengurangi risiko kejadian saat musim hujan berada pada fase kritis.

Kolaborasi Lintas Instansi Diperkuat

Sekda Depok menegaskan bahwa bencana alam adalah kejadian yang sulit diprediksi, sehingga seluruh unsur harus dalam kondisi siap siaga.

Untuk itu, Pemkot Depok menggandeng berbagai elemen, baik pemerintah, lembaga sosial, hingga aparat keamanan demi memperkuat penanganan.

“Bencana itu kita tidak pernah tahu. Makanya kita harus siap dari sekarang untuk berkolaborasi dengan semua pihak, Polri, PMI, dan lain sebagainya,” tukasnya.

Kolaborasi ini mencakup kesiapan personel, peralatan evakuasi, jalur komunikasi, hingga respons cepat ketika terjadi bencana di titik-titik rawan.

Dengan intensitas hujan yang terus meningkat, Pemkot Depok menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar.

Terutama terkait kebersihan saluran air dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda bencana.

Pemerintah memastikan seluruh langkah antisipatif terus ditingkatkan demi keselamatan warga Kota Depok.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *