Wuamesu Indonesia Gaungkan Budaya Ende Lio Lewat Talkshow Gawi Sia

ARY
Peragaan busana dalam rangkaian acara Talkshow Gawi Sia dan Tenun Presentation yang digagas oleh Wuamesu Indonesia, Sabtu (7/6/2025). (Foto: Istimewa)

adainfo.id – Dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan budaya Nusantara ke panggung nasional, Wuamesu Indonesia berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dan Jakarta Experience Board menyelenggarakan Talkshow Gawi Sia dan Tenun Presentation, Sabtu (7/6/2025), bertempat di Tavia Heritage Hotel, Jakarta.

Acara ini menjadi pembuka dari Gawi Sia Festival yang akan digelar secara penuh pada 19 Juli 2025 mendatang.

Merayakan Tradisi Lewat Dialog dan Wastra

Talkshow Gawi Sia dirancang sebagai ruang dialog budaya lintas disiplin yang membahas relevansi budaya tradisional di era modern.

Empat narasumber inspiratif tampil menghidupkan diskusi seperti Mikael Tani Wangge, tokoh adat Ende Lio, memaparkan filosofi Gawi Sia.

Kemudian, Andesha Hermintomo, arsitek & founder Rame-Rame Jakarta, mengaitkan budaya lokal dalam desain.

Lalu ada, Laura Muljadi, pegiat sosial & pendiri Matahari dari Timur, berbagi kisah pemberdayaan budaya.

Selanjutnya, Shendy Ristandi, pegiat sosial & penulis lagu, memandu diskusi sebagai moderator.

Tenun Presentation: Dari Akar Tradisi ke Runway Jakarta

Dilanjutkan dengan Tenun Presentation, acara ini menghadirkan 15 model muda dari Nusa Tenggara Timur yang menampilkan koleksi kain tenun Ende Lio dari empat rumah kreatif: Wastra Jo Seda, Lio Sare, 2Na Collection, dan Arief Wicaksono.

Peragaan ini membuktikan bahwa wastra tradisional dapat tampil elegan dalam gaya modern, tanpa menghilangkan nilai budayanya.

Nilai Budaya Sebagai Identitas Bangsa

Sekretaris Wuamesu Indonesia, Greg Agung, menyatakan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni budaya, melainkan sebuah manifestasi cinta terhadap warisan leluhur.

“Kami ingin nilai-nilai luhur budaya Ende Lio tidak hanya dikenang, tapi dijalani, dikenakan, dan dibanggakan oleh generasi muda,” ujar Greg.

Kolaborasi dengan FIB UI menjadi bukti bahwa budaya tradisional tetap relevan dan harus dijaga melalui jalur edukasi, seni, dan kreativitas.

Dukungan Institusi Akademik dan Pemerintah Daerah

Partisipasi FIB UI dan dukungan Jakarta Experience Board menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab komunitas adat.

Akan tetapi perlu melibatkan semua lini, termasuk lembaga pendidikan dan institusi publik.

Program seperti ini diharapkan dapat menjadi model replikasi untuk penguatan budaya lokal lainnya di Indonesia.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *