Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan Gaet IJTI Depok Kembangkan Peternakan Ayam Petelur

ARY
Suasana kandang ayam petelur hasil kerjasama Kementan dan IJTI Korda Depok di kawasan Juanda, Minggu (23/11/25). (Foto: IJTI)

adainfo.id – Program ketahanan pangan pemerintah mendorong banyak pihak untuk mengambil peran aktif, termasuk kalangan jurnalis.

IJTI Korda Depok melakukan gerakan budidaya ayam petelur sebagai kontribusi nyata untuk mendukung ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Gerakan ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan menghibahkan langsung 210 ekor ayam petelur untuk dikelola para jurnalis.

Ratusan ayam tersebut kini ditempatkan di kandang khusus yang dikelola IJTI Korda Depok bersama Komunitas Kampoeng Kita Depok (K3D) di lahan garapan Jalan Juanda, Sukmajaya.

Inisiatif ini menjadi langkah konkret kolaborasi antara jurnalis dan pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan serta memperkuat swasembada komoditas pangan asal hewan.

Jurnalis Ikut Pelatihan Peternakan di BBPKH Cinagara

Sebelum memulai pengelolaan, para jurnalis mengikuti pelatihan intensif di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Bogor.

Lebih dari seratus awak media mendapatkan pembekalan dari para pakar hewan dan peternakan mengenai cara merawat ayam petelur, menjaga kesehatan hewan, serta teknik produksi telur yang efektif.

Kepala BBPKH Cinagara, Inneke Kusumawati, menyambut antusiasme para jurnalis yang terlibat dalam program ini.

“Kita di Kementerian Pertanian juga diturunkan dari program Bapak Menteri untuk swasembada pangan, tanaman pangan dan sekarang kita sudah mulai mengarah kepada swasembada daging, telur, susu, atau swasembada pangan asal hewan,” ujar Inneke dikutip pada Minggu (23/11/2025).

Inneke menjelaskan bahwa edukasi mengenai kesehatan ternak merupakan tantangan awal yang harus dipahami para peserta program.

“Kalau untuk peternakan kesehatan hewan, pertama yang kita pahami di sini adalah pemahaman mereka terkait dengan kesehatan hewan itu sendiri,” papar Inneke.

Menurut Inneke, pemahaman yang baik tentang kesehatan dan kesejahteraan hewan justru dapat menekan biaya produksi.

“Padahal, kalau mereka peduli dalam menerapkan kesehatan hewan, kesejahteraan hewan, mereka justru akan menurunkan biaya produksi. Kenapa? Karena hewannya lebih sehat. Kalau hewan lebih sehat, umurnya lebih panjang. Kalau umurnya lebih panjang dan produktivitas tinggi, keuntungan akan lebih banyak diperoleh,” jelas Inneke.

BPPKH Siap Kawal Ketahanan Pangan Versi Jurnalis

Inneke memastikan pihaknya siap mendukung penuh upaya para jurnalis IJTI Korda Depok yang berusaha memperkuat ketahanan pangan di daerah.

“Pertama tentu kita menyiapkan SDM-nya. Seperti kita ada bimtek untuk peternak ayam petelur. Kita memberikan penguatan bagaimana sebetulnya melakukan budidaya ayam petelur yang baik,” ungkap Inneke.

Inneke menambahkan bahwa pakan, vitamin, kualitas kandang, hingga kondisi psikologis ternak menjadi faktor penentu produktivitas.

“Terkait dengan pakannya, vitaminnya, kandangnya, bagaimana menangani ayam-ayam itu sendiri supaya tidak stres. Karena kalau stres, dia tidak akan bertelur,” ucap Inneke.

Masalah pakan, kata Inneke juga merupakan komponen paling krusial.

“Kalau pakannya tepat, itu kita akan memperbaiki metabolismenya. Jadi memang menangani ternak ini tidak mudah karena dia punya metabolisme yang harus kita perbaiki apabila ada kesalahan-kesalahan atau penyakit-penyakit yang akan mengganggu metabolismenya,” beber Inneke.

BBPKH, menurut Inneke, siap memberikan pelatihan lanjutan kapan pun dibutuhkan.

“Kalau dari kami, mana kala ada permintaan untuk memberikan pelatihan, kita akan siap. Kita juga masih menunggu kegiatan yang jelas atau program yang clear dari Direktorat PKH. Tapi pada prinsipnya, kita akan siap,” tutur Inneke.

Telur Dijual Murah Khusus Warga Depok

Sementara itu, Ketua IJTI Korda Depok, Rizki Tri Ruspanji, atau Iyung, menyebut bahwa program ini bukan sekadar kegiatan sosial.

Akan tetapi langkah nyata ikut menstabilkan pasokan pangan di Kota Depok.

“Tentu kami berharap, program ini dapat berjalan dengan lancar sehingga bisa memberi kontribusi untuk warga Depok,” terang Iyung.

Iyung menegaskan bahwa telur yang dihasilkan nantinya akan dijual dengan harga rendah, khusus bagi warga Depok.

“Kami tidak akan jual ke agen apalagi tengkulak. Mereka yang minat beli telur di sini wajib perlihatkan KTP Depok, jadi jelas tepat sasaran. Semoga apa yang kami lakukan dapat sedikit membantu dalam menekan laju inflasi, ya minimal di daerah sendiri,” pungkas Iyung.

Dengan dukungan pemerintah melalui Kementan dan BBPKH Cinagara, budidaya ayam petelur yang dikelola jurnalis ini diharapkan menjadi model baru kolaborasi antara media, pemerintah, dan komunitas lokal.

Hal tersebut tentu saja untuk memperkuat swasembada pangan dan menciptakan dampak langsung bagi masyarakat.

BSP GROUP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *