Hingga September 2025, Segini Jumlah Kasus Kebakaran yang Ditangani Damkar Depok

adainfo.id – Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok mencatat angka kejadian yang cukup tinggi.

Berdasarkan data resmi yang dirilis 2 Oktober 2025, terdapat 160 kasus kebakaran dan 1.436 aksi penyelamatan yang terjadi di seluruh wilayah Kota Depok dari Januari hingga September.

Angka tersebut menunjukkan intensitas kerja petugas pemadam kebakaran yang tinggi di lapangan.

Mereka tak hanya berhadapan dengan kobaran api, tetapi juga harus sigap menangani berbagai situasi darurat lain.

Mulai dari evakuasi warga, penyelamatan hewan, hingga penanganan bencana alam seperti pohon tumbang dan banjir.

Data Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok 2025

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Adnan Mahyudin, menjelaskan bahwa data tersebut merupakan hasil rekapitulasi kegiatan operasional bidang pengendalian kebakaran di seluruh kecamatan di Depok.

“Selama sembilan bulan terakhir, petugas kami telah menangani berbagai kejadian, mulai dari kebakaran rumah tinggal, tempat usaha, hingga penyelamatan warga akibat bencana maupun situasi darurat lainnya,” ungkap Adnan dikutip Minggu (12/10/2025).

Menurutnya, angka kejadian ini menggambarkan betapa padatnya aktivitas Damkar Depok dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat di kota penyangga ibu kota tersebut.

Dari total 160 kejadian kebakaran yang tercatat sepanjang Januari hingga September, sebagian besar terjadi di kawasan permukiman.

Data mencatat 133 kasus kebakaran rumah tinggal, 57 kasus di area tempat usaha, serta 44 kasus lainnya yang meliputi lokasi umum dan fasilitas publik.

Adapun penyebab kebakaran paling banyak disebabkan oleh arus pendek listrik, yaitu sebanyak 55 kasus.

Faktor lain seperti kebocoran kompor gas menyumbang 20 kasus, sedangkan penyebab lain-lain, termasuk kelalaian dan faktor eksternal tercatat sebanyak 85 kasus.

“Kerugian akibat kebakaran di periode tersebut ditaksir mencapai Rp550 juta, dengan total 128 korban jiwa yang terdiri dari 77 laki-laki, 44 perempuan, empat luka ringan, dua luka berat, dan satu meninggal dunia,” papar Adnan.

Angka tersebut menunjukkan bahwa risiko kebakaran masih cukup tinggi, terutama di area padat penduduk.

Kementerian dan pemerintah daerah pun diimbau terus meningkatkan program sosialisasi pencegahan dan inspeksi instalasi listrik di kawasan permukiman.

Kasus Penyelamatan Meningkat Tajam Sepanjang Tahun

Selain menangani kebakaran, Damkar Depok juga mencatat 1.436 kasus penyelamatan.

Mayoritas merupakan evakuasi warga dan hewan yang mencapai 1.402 kasus.

Sisanya terdiri dari penanganan pohon tumbang sebanyak 19 kasus dan longsor atau banjir sebanyak 15 kasus.

“Permintaan bantuan evakuasi cukup tinggi, terutama untuk hewan liar dan warga yang mengalami kejadian seperti cincin tersangkut di jari,” jelas Adnan.

Data ini menunjukkan bahwa fungsi Damkar Depok telah berkembang lebih luas dari sekadar pemadaman api.

Kini, mereka menjadi garda terdepan dalam berbagai situasi darurat yang memerlukan tindakan cepat dan keahlian teknis di lapangan.

Tingginya permintaan bantuan juga menjadi indikator meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera melaporkan kejadian darurat melalui kanal resmi pemerintah, termasuk call center Damkar Depok.

Waktu Tanggap Cepat Jadi Fokus Utama Damkar Depok

Kinerja cepat menjadi salah satu indikator utama pelayanan Damkar di Kota Depok.

Sepanjang 2025, waktu tanggap (response time) rata-rata untuk penanganan kebakaran tercatat 13 menit 33 detik.

Dari total 160 kejadian, sebanyak 120 kasus berhasil ditangani dalam waktu kurang dari 15 menit.

Capaian tersebut mendekati target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2025 sebesar 83,89 persen.

Bagi Adnan dan seluruh jajaran Damkar, angka ini bukan akhir dari upaya peningkatan layanan, melainkan pemacu untuk terus memperbaiki sistem dan efisiensi.

“Kami terus berupaya meningkatkan kecepatan respon melalui optimalisasi pos-pos Damkar di tiap wilayah dan perawatan armada,” ucapnya.

“Ke depan, kami juga akan memperkuat sistem komunikasi darurat agar laporan warga bisa lebih cepat ditindak,” pungkasnya.

Dengan optimalisasi tersebut, Damkar Depok berharap waktu tanggap dapat ditekan di bawah 10 menit pada akhir tahun.

Upaya ini juga didukung dengan peningkatan sarana telekomunikasi, pelatihan petugas, dan pembagian wilayah siaga yang lebih efektif.

Upaya Pencegahan dan Edukasi Masyarakat Terus Ditingkatkan

Damkar Depok tidak hanya fokus pada penanganan insiden, tetapi juga aktif melakukan kegiatan pencegahan dan sosialisasi ke masyarakat.

Kegiatan edukasi dilakukan melalui penyuluhan ke sekolah, kampus, hingga komunitas warga di tingkat kelurahan.

Program tersebut mencakup pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) hingga simulasi tanggap darurat kebakaran.

Langkah ini dinilai efektif dalam mengurangi potensi kebakaran akibat kelalaian atau ketidaktahuan masyarakat.

Selain itu, kesiapan armada dan infrastruktur penunjang menjadi salah satu fokus utama Damkar Depok dalam meningkatkan pelayanan.

Selain itu, beberapa pos tambahan direncanakan akan dibangun di wilayah perbatasan untuk mempercepat waktu tempuh ke lokasi kejadian.

Langkah tersebut diharapkan mampu mempercepat koordinasi dan menekan potensi keterlambatan yang selama ini sering terjadi akibat faktor jarak dan kondisi lalu lintas.

Kinerja Damkar Depok Dapat Apresiasi Warga

Berbagai catatan positif dalam penanganan kebakaran dan penyelamatan selama 2025 mendapat apresiasi dari warga Depok.

Banyak yang mengakui peningkatan kecepatan respon serta kehadiran petugas Damkar yang kini lebih sigap dan humanis dalam membantu masyarakat.

Tidak sedikit pula warga yang mulai menyadari pentingnya peran Damkar dalam situasi sehari-hari, bukan hanya saat kebakaran besar terjadi.

Edukasi berkelanjutan dan komunikasi yang baik antara petugas dan masyarakat menjadi fondasi kuat bagi terwujudnya kota yang lebih aman dari bencana.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen pelayanan publik, Damkar Depok terus berupaya memberikan perlindungan maksimal bagi seluruh warga.

Kemudian dalam menjaga nyawa dan meminimalkan dampak kerugian akibat kebakaran maupun bencana lainnya.